Minggu, 09 November 2014

Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Setelah Abad 15 M umat islam mengalami kemunduran yang sangat parah ditandai dengan hancurnya dinasti Abbasiyah sebagai simbol kejayaan umat islam. Kemudian diikuiti dengan semangat bangsa Erofa yang dengan Renaisance nya membawa keharuman bangsa tersebut menuju puncak keemasan yang pernah di raih umat islam sebelumnya. Dari titik kesadaran yang diraih bangsa Erofa tersebut mampu menemukan berbagai inovasi dalam teknologi industri konsumtif; mesin, listrik, teknologi pemintalan dan lain lain. Setelah waktu berjalan penemuan inovasi ini tidak diimbangi raw material yang dimiliki bangsa Erofa sehingga memunculkan revolusi industri, yang mengakibatkan krisis kemanusiaan; Misalnya pengangguran, perbudakan, pemberontakan sebagai akibat kaum Borjuist yang sudah tidak memerlukan lagi tenaga manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan berbagai macam dampaknya terhadap kehidupan manusia dan  lingkungannya, disatu sisi dia mampu membantu dan meringankan beban manusia, namun di sisi lain dia juga mempunyai andil dalam menghancurkan  nilai-nilai kemanusiaan, bahkan eksistensi itu sendiri. Ilmu barat yang bercorak sekuler dibangun di atas filsafat materialistisme, naturalisme dan eksistensialisme  melahirkan ilmu pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai spritual, moral dan etika. Oleh karena  itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam pandangan para pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan.
Problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Tulisan ini mencoba memotret ide-ide penting tentang Islamisasi ilmu yang digagas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud dan Syed Mohammad Naquib al-Attas.
Membicarakan tema islamisasi ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari sosok Syed Muhammad Naquib al-Attas. Sebab seperti dikemukakan oleh Wan Mohd. Nor Wan Daud, al-Attas adalah seorang tokoh pemikir Islam yang pertama kali menggagas ide islamisasi ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu pengetahuan kontemporer/modern/masa kini, di samping dua ide lainnya, yakni (1) problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan; dan (2) ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Maka dari itu, dalam membahas tema islamisasi ilmu pengetahuan ini, pemikiran al-Attas dengan dua ide mendasar lainnya tentang ilmu pengetahuan, mesti dijadikan pijakan utama.
Ilmu pengetahuan dapat menjadi salah satu media dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Tapi apakah semua ilmu pengetahuan yang dipelajari umat manusia sesuai dengan ajaran islam? Dalam makalah ini akan dibahas tentang Islamisasi ilmu pengetahuan. Dengan adanya Islamisasi Ilmu Pengetahuan akan mampu menghilangkan keraguan dalam menekuni suatu ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar