Aris Bahruddin Siregar
Rabu, 17 Desember 2014
Senin, 15 Desember 2014
Minggu, 09 November 2014
Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2014 dengan Mengenal Lebih Dekat Tokoh Pendidikan di Indonesia
Biografi Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara
memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat. Beliau berasal dan
keluarga keturunan Keraton Yogyakarta. Beliau mengganti namanya tanpa
gelar bangsawan agar dapat lebih dekat dengan rakyat. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya, beliau belajar di STOVIA, tetapi
tidak menamatkannya karena sakit. BeIiau kemudian bekerja sebagai
wartawan di beberapa surat kabar, antara lain De Express, Utusan
Hindia,dan Kaum Muda. Sebagai penulis yang handal, tulisannya mampu
membangkitkan semangat antikolonialisme rakyat Indonesia.https://www.pahlawanindonesia.com/biografi-pahlawan-pendidikan-ki-hajar-dewantara/
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Setelah Abad 15 M umat islam
mengalami kemunduran yang sangat parah ditandai dengan hancurnya dinasti
Abbasiyah sebagai simbol kejayaan umat islam. Kemudian diikuiti dengan semangat
bangsa Erofa yang dengan Renaisance nya membawa keharuman bangsa tersebut
menuju puncak keemasan yang pernah di raih umat islam sebelumnya. Dari titik
kesadaran yang diraih bangsa Erofa tersebut mampu menemukan berbagai inovasi
dalam teknologi industri konsumtif; mesin, listrik, teknologi pemintalan dan lain lain. Setelah waktu berjalan penemuan
inovasi ini tidak diimbangi raw material yang dimiliki bangsa Erofa
sehingga memunculkan revolusi industri, yang mengakibatkan krisis kemanusiaan;
Misalnya pengangguran, perbudakan, pemberontakan sebagai akibat kaum Borjuist
yang sudah tidak memerlukan lagi tenaga manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan berbagai macam dampaknya terhadap
kehidupan manusia dan lingkungannya,
disatu sisi dia mampu membantu dan meringankan beban manusia, namun di sisi
lain dia juga mempunyai andil dalam menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, bahkan
eksistensi itu sendiri. Ilmu barat yang bercorak sekuler dibangun di atas
filsafat materialistisme, naturalisme dan eksistensialisme melahirkan ilmu pengetahuan yang
jauh dari nilai-nilai spritual, moral dan etika. Oleh karena itu Islamisasi ilmu pengetahuan
dalam pandangan para pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan.
Problem terpenting yang
dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman
manusia Barat. Tulisan ini mencoba memotret ide-ide penting tentang Islamisasi
ilmu yang digagas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud dan Syed Mohammad Naquib al-Attas.
Membicarakan tema islamisasi ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan
dari sosok Syed Muhammad Naquib al-Attas. Sebab seperti dikemukakan oleh Wan Mohd. Nor Wan Daud, al-Attas
adalah seorang tokoh pemikir Islam yang pertama kali menggagas ide islamisasi
ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu pengetahuan kontemporer/modern/masa kini, di
samping dua ide lainnya, yakni (1) problem terpenting yang dihadapi umat Islam
saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan; dan (2) ilmu pengetahuan modern tidak
bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan,
kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia
Barat. Maka dari itu, dalam membahas tema islamisasi ilmu pengetahuan
ini, pemikiran al-Attas dengan dua ide mendasar lainnya tentang ilmu
pengetahuan, mesti dijadikan pijakan utama.
Ilmu
pengetahuan dapat menjadi salah satu media dalam mencapai kehidupan yang lebih
baik. Tapi apakah semua ilmu pengetahuan yang dipelajari umat manusia sesuai
dengan ajaran islam? Dalam makalah ini akan dibahas tentang Islamisasi ilmu
pengetahuan. Dengan adanya Islamisasi Ilmu Pengetahuan akan mampu menghilangkan
keraguan dalam menekuni suatu ilmu.
Langganan:
Postingan (Atom)